DIMULAI DARI CALIFORNIA SELATAN
Sebagai sebuah budaya terapan dari budaya asing yang lahir pada akhir tahun 60’an dan awal 70’an. BMX lahir karena terinspirasi oleh kultur sepeda motor yang melaju di area off-road di California Selatan Amerika Serikat. Kemudian di adopsi oleh anak-anak remaja disana dengan menggunakan sepeda mereka yang di modifikasi menyerupai Motocross. karena faktor tersebut BMX lahir bukan dikarenakan faktor berolahraga, akan tetapi BMX adalah sebuah sikap dalam bersenang-senang, dalam kata lain “Make your own fun!”. Walaupun secara tidak langsung memiliki output berolahraga. Sejak akhir 1970 mulai bermunculan komunitas dan organisasi Sepeda BMX, Seperti American Freestyle Association, International BMX Federation, dan terus berkembang sampai Olimpiade di Beijing pada 2008 untuk BMX race, dan BMX Freestyle sendiri pada Olimpiade Jepang 2022.
KULTUR BMX DI INDONESIA
BMX sebagai kultur asing mulai masuk ke Indonesia sekitar akhir 70’an sampai awal 80’an mungkin ya, saat masih era BMX oldschool. Cuman untuk era itu saya sendiri tidak mengalami nya. tapi yang jelas era skena BMX di indonesia sudah cukup lama hadir, terlihat dari banyak orang yang masa remaja nya di era tersebut mulai kembali mengoleksi sepeda BMX di masa mereka muda. dengan berbagai kondisi dan latar belakang, di mulai dari orang-orang biasa sampai ke Selebritas negeri ini. Orang yang tumbuh besar di sekitaran tahun 90’an pun mulai kembali bernostalgia dengan sepeda BMX era Midschool, BMX midschool sendiri dimulai pada tahun akhir 90’an sampai awal 2000’an. dalam hal lain pamor sepeda BMX tidak pernah turun. dari sekedar penghobi, atau hanya sekedar koleksi tapi gabisa main nya, atau para rider yang aggresif dengan berbagai skill saat maen BMX.

Dago Tea House Bandung – Courtesy Chevy Arifiawan
terlepas dari hal itu semua, bagi saya sendiri yang mulai main BMX dari awal tahun 2000’an. berarti bisa dihitung sudah belasan tahun berada di skena BMX. Dengan segala dinamika yang ada BMX merupakan sebuah wadah berekspresi dan berkarya. atau bahkan sudah menjadi ladang bisnis yang cukup potensial. BMX itu memiliki keistimewaan tersindiri, mulai dari genre yang dimana apabila dilihat dari mata orang awam sepeda BMX itu memiliki kesaaman yang mendasar, handlebar yang identik, ukuran Ban 20 inchi. tetapi padahal banyak genre di dalamnya. Sampai saat ini BMX memiliki berbagai macam jenis dan aliran, mulai dari BMX Race, Freestyle yang dibagi lagi menjadi beberapa genre seperti Flatland, Street, Park, dan Trails atau Dirt, Vert, atau sepeda berjenis untuk nongkrong dan ngopi. hahaha… biasanya sepeda berjenis ini tanpa cela, alias branded dan mulus. atau bahkan ada juga BMX experimental? mungkin saja ada.
PERKEMBANGAN BMX
Seperti yang sudah di jabarkan di awal, BMX berkembang secara dinamis, dari segi teknologi, dari yang ringan dan kurang kuat, berarlih ke era mid dengan bentuk tubing yang lebih besar dengan maksud menambah nilai dari segi kekuatan namun berat secara bobot, dan BMX di era modern, ukuran tubing kembali menjadi kecil namun memiliki nilai lebih dari segi kekuatan dan bobot pun jadi lebih ringan, karena pengoptimalan teknologi yang lebih maju.
Dari segi kultur BMX yang pun berkembang dari budaya jalanan menjadi budaya populer dan masuk dalam Jalur prestasi dan tentu saja dengan ada nya lembaga non profit dalam pengembangan BMX di Indonesia. namun tak bisa dipungkiri dalam pergerakan grass root nya BMX hadir di Indonesia karena Sebuah sikap untuk bersenang-senang pula. saya yakin para penggiat BMX pada era awal kemunculan didasari atas dasar kesenangan sama seperti awal kemunculan nya di Amerika. BMX sebagai bagian dari Kultur Perlawanan dimana kami membangun basis ekonomi secara mandiri baik melalui Industri Kreatif sampai industri manufaktur sparepart dalam menunjang kebutuhan setiap rider, itu merupakan pembuktian BMX freestyle tumbuh secara mandiri dan independen. sebelum korporat atau lembaga besar masuk pada skena BMX freestyle, sejak jauh kami membangun Industri kami secara mandiri, mulai dari membuat merk pakaian sampai Video dengan sistem penyebaran yang mandiri. hal ini menjadikan kami tumbuh secara organik dan mandiri hingga saat ini.
Little Devil Criminal Mischief
DARI JALANAN MENUJU OLYMPIADE
Dari pro kontra yang ada tentunya saatnya kita memiliki sikap dalam hal ini, apa kalian ingin tetap jalan secara Independen dan underground? atau akan menuju ke jalur prestasi menuju olimpiade? saya rasa itu pilihan bebas sesuai kapabilitas kalian, sesuai skill kalian.
Logan Martin Olimpiade Tokyo 2020
Seiring berjalan nya waktu, dan dalam rentang waktu yang tentunya tidak sebentar. jalan panjang dalam perkembangan BMX secara khusus BMX freestyle mulai menunjukan kearah yang lebih cerah, anggapan BMX hanya sekedar hoby sudah mulai terpatahkan ketika sudah banyak Rider menjadikan BMX sebagai profesi. Secara profesional bisa disebut sebagai sebuah pekerjaan. Dan ketika lembaga sepeda Dunia UCI memasukan BMX Freestyle sebagai cabor baru pada Olympiade tokyo 2020 sangat disambut baik bagi para Profesional Rider di seluruh dunia. dan lembaga Sepeda di setiap negara mulai mempersiapkan kontingen nya untuk turut andil dalam perhelatan olahraga dunia tersebut. Akan tetapi tidak hanya disambut baik, sikap menolak pun hadir dari Mat Hoffman sebagai presiden Federasi Internasional BMX Freestyle, BMX tidak harus masuk kedalam olimpiade karena lembaga sepeda dunia tersebut tidak turut andil dalam sejarah perkembangan BMX freestyle, UCI hanya mengambil keuntungan ketika BMX Freestyle mulai tumbuh menjadi besar. namun dari pro kontra yang ada tentunya saatnya kita memiliki sikap dalam hal ini, apa kalian ingin tetap jalan secara Independen dan underground? atau akan menuju ke jalur prestasi menuju olimpiade? saya rasa itu pilihan bebas sesuai kapabilitas kalian, sesuai skill kalian. BMX Freestyle tentunya punya kebebasan dalam memilih. Ketika rider yang mempunya skill yang sudah mumpuni dan ingin menuju ke jenjang yang lebih profesional. tentunya para lembaga terkait harus bisa memuluskan tujuan tersebut. Bagi yang ingin menjalankan tetap pada jalur akar rumput bukan pilihan yang salah saya rasa, bangun skena dengan cara kalian, bangun Industri secara mandiri, buat kompetisi secara mandiri. dan itu akan tetap berajalan beriringan walaupun dalam tujuan yang berbeda.